Jakarta - Hari Hama Sedunia diperingati pada tanggal 6 Juni setiap tahunnya. World Pest Day atau Hari Hama Sedunia diperingati setiap 6 Juni untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik pengelolaan hama yang efektif dan bagaimana memanfaatkannya bagi kualitas kehidupan manusia dan serba-serbi tentang sejarah Hari Hama Sedunia dan peringatan Hari Hama Sedunia tahun 2023 berikut iniMelansir situs Firstpost, Hari Hama Sedunia atau yang juga disebut World Pest Awareness Day untuk pertama kalinya diperingati pada tahun 2017. Dan upacara peresmian Hari Hama Sedunia pertama kali diadakan pada tanggal 6 Juni 2017 di Hotel Beijing. Asosiasi Pengendalian Hama Cina telah memulai perayaan. Organisasi seperti Federasi Asosiasi Manajer Hama Asia dan Oseania dan Asosiasi Manajemen Hama Eropa juga telah bergabung dan memutuskan untuk mendanai perayaan Hari Hama Sedunia. Total ada 30 asosiasi yang mendorong peringatan hari itu, melihat ancaman yang disebabkan oleh hama dan mencari solusi untuk BelakangMelansir situs National Today, latar belakang hingga diperingatinya Hari Hama Sedunia setiap tanggal 6 Juni itu bermula dari kesadaran masyarakat akan dampak bahaya dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Kesadaran ini mulai muncul sejak atau selama tahun tersebut menyebabkan munculnya kembali kontrol biologis. Meskipun pengendalian hama kimia masih merupakan metode utama untuk pengelolaan hama saat ini, namun banyak orang juga mulai tertarik pada pengendalian hama tradisional dan pestisida Foto Getty Images/iStockphoto/AndreyPopovTujuan Hari Hama SeduniaAda beberapa tujuan utama yang hendak dicapai dalam peringatan Hari Hama Sedunia setiap tanggal 6 Juni. Berikut beberapa tujuan peringatan Hari Hama Sedunia 6 Juni seperti dikutip dari situs Firstpost, di antaranyaMeningkatkan kesadaran pemerintah, masyarakat dan media tentang peran penting organisasi pengelolaan hama untuk melindungi kesehatan menggambarkan citra profesional industri pengelolaan penggunaan teknik pengelolaan hama profesional secara bertanggung perhatian pada ancaman yang disebabkan oleh hama Peringati Hari Hama SeduniaSeperti diketahui, setiap tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Hama Sedunia. Untuk memeriahkan peringatannya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menyemarakkan perayaan Hari Hama Sedunia pada 6 Juni 2023, antara lainPelajari teknik pengendalian hama yang lebih aman dan tentang pengelolaan hama yang efektif dan kegiatan sosial atau acara tentang Hari Hama informasi tepat tentang peringatan Hari Hama masyarakat akan perlunya pengelolaan hama yang serba-serbi tentang peringatan hari internasional pada tanggal 8 Juni yang memperingati Hari Hama Sedunia. Tahun 2023 ini, peringatan Hari Hama Sedunia 2023 merupakan peringatannya yang ke-6 tahun. Semoga bermanfaat! wia/imk
Setiaptahun, WABA mengoordinasikan dan menyelenggarakan Pekan ASI Sedunia (WBW) antara 1-7 Agustus. Sejak 2016, WABA telah menyelaraskan kampanye WBW dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka menyebutnya Kampanye WBW-SDGs.
1 Hari ASI Sedunia. Setiap tanggal 1 Agustus diperingati sebagai Hari ASI Sedunia. Peringatan Hari ASI Sedunia ini diikuti dengan rangkaian World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan ASI Sedunia yang berlangsung mulai tanggal 1-7 Agustus setiap tahunnya. Dikutip dari World Alliance for Breastfeeding Action (WABA), yakni organisasi yang
- Hari Hama Sedunia di seluruh negara selalu diperingati pada tanggal 6 Juni. Hari Hama Sedunia adalah sebuah peringatan global yang diadakan setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan upaya penanggulangan hama di seluruh dunia. Hari Hama Internasional juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh hama, mendorong tindakan pencegahan, dan memperjuangkan keberlanjutan pertanian serta lingkungan yang sehat. Dikutip dari situs National Day, peringatan Hari Hama Sedunia berawal dari kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida kimia untuk memerangi hama. Kesadaran ini mulai muncul pada tahun 1960-an. Sebagai respons terhadap hal ini, muncul kembali kepentingan pada pengendalian hama secara biologis. Baca Juga Bikin Ketagihan! Simak Resep Sop Tomat Daging, Menu Makan Siang Spesial Bersama Keluarga Baca Juga Polisikan Siswi SMP, Rupanya Pemkot Jambi Murka Disebut Kerajaan Firaun, Netizen Bertobatlah Sebelum... Baca Juga KONTRAS, Perbedaan Mencolok Shane Lukas dan Mario Dandy di Sidang Perdana, Banjir Dukungan vs Sendirian Meskipun penggunaan pestisida kimia masih menjadi metode utama dalam pengelolaan hama saat ini, banyak orang juga mulai tertarik pada pendekatan tradisional dan alami dalam pengendalian hama. Hari Hama Sedunia akhirnya pertama kali diperingati pada tahun 2017. Peresmian acara ini diadakan pada tanggal 6 Juni 2017 di sebuah Hotel Beijing, Cina. Asosiasi Pengendalian Hama Cina memimpin inisiatif perayaan ini, dengan partisipasi dari organisasi seperti Federasi Asosiasi Manajer Hama Asia dan Oseania serta Asosiasi Manajemen Hama Eropa. Sebanyak 30 asosiasi berkontribusi dalam mempromosikan peringatan ini, mengakui ancaman yang ditimbulkan oleh hama dan mencari solusi untuk memberantasnya. Hari Hama Sedunia memiliki beberapa makna penting. Pertama, peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman serius yang ditimbulkan oleh hama terhadap pertanian dan ketahanan pangan global. Hama seperti serangga penggerek, wereng, kutu, atau penyakit tanaman dapat menyebabkan penurunan hasil panen yang signifikan dan berdampak negatif pada kehidupan masyarakat. Kedua, Hari Hama Sedunia mengingatkan kita tentang perlunya tindakan pencegahan dan pengendalian hama yang efektif.
Daftar Hari Besar Agustus 2022 Nasional dan Internasional
– Berikut ini informasi mengenai sejarah Hari ASI Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 sampai 7 Agustus. 10 ucapan ini cocok digunakan untuk memeriahkannya. Ada sejarah dibalik perayaan Hari ASI Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 sampai 7 Agustus, yang perlu diketahui. Untuk memeriahkan Hari ASI Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 sampai 7 Agustus, 10 ucapan ini cocok digunakan pada momen tersebut. Baca Juga 10 Link Twibbon 17 Agustus untuk Menyambut HUT RI ke-77 pada 17 Agustus 2022, Bagikan ke Media Sosial Anda bisa menggunakan 10 ucapan ini untuk dibagikan ke media sosial sebagai peringatan Pekan Hari ASI Sedunia pada tanggal 1 sampai 7 Agustus. Dilansir dari laman Enkosa, berikut sejarah Pekan Hari ASI Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 sampai 7 Agustus beserta 10 ucapannya. Sejarah Singkat Hari ASI Sedunia 1 Agustus Pada tahun 1990 2 lembaga raksasa yaitu World Health Organization WHO dan UNICEF menerbitkan deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi tersebut tak lain memiliki misi untuk membangun kesadaran publik tentang betapa bernilainya peranan pemberian Air Susu Ibu ASI yang tepat pada bayi. Baca Juga Libido untuk Hubungan Intim, Ini Makanan dan Bahan Alami Tingkatkan Gairah Seksual Tepat saat itu pula, mereka menetapkan waktu pekan ASI Sedunia, yaitu jatuh pada 1 pekan pertama dari Tanggal 1 sampai 7 pada bulan Agustus setiap tahunnya. Untuk memperingati momen Pekan Hari ASI Sedunia, berikut ini 10 ucapan yang bisa digunakan. 1. Selamat memperingati hari ASI Internasional. Saat ini kita semua terlibat di dalamnya sebagai pelaku kesehatan bagi sang anak, khususnya bagi negara dan bangsa ini. Hal itu semua akan menjadi modal utama tonggak suksesnya pembangunan di Indonesia. 2. Generasi muda Indonesia adalah generasi yang sehat, pintar karena semua nutrisinya terpenuhi sejak masih kecil. Maju Indonesia, Selamat Pekan Hari ASI Sedunia! Baca Juga MP3 Juice Cara Download Lagu MP3 dengan Cepat Tanpa Aplikasi, Baca di AyoSurabaya Saja Jangan yang Lain!
Karenaadanya peringatan Hari ASI Sedunia di 1 Agustus salah satu tujuannya adalah menyadarkan para Moms betapa pentingnya ASI untuk anak. ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber nutrisi utama yang harus didapatkan anak ketika lahir ke dunia. Setiap anak berhak untuk mendapatkan ASI dan disusui oleh ibunya.
Apa itu Hari Lahan Basah Sedunia? Setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai hari Lahan Basah Sedunia, sebagai tindak lanjut telah disepakati dan ditandatanganinya suatu Konvensi Internasional Perjanjian Internasional tentang lahan basah, tepatnya tanggal 2 Februari 1971 di kota Ramsar, Iran. Konvensi tersebut kemudian kita kenal sebagai Konvensi Ramsar. Konvensi pada awalnya fokus pada masalah burung air termasuk burung air migran, lalu berkembang kepada konservasi ekosistem lahan basah termasuk keanekaragaman hayati di dalamnya. Bahkan saat ini lebih bermulti fokus menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Melihat kenyataan tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa lahan basah adalah penyangga kehidupan. Lahan basah menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas, yaitu ”Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut”. Indonesia masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 th 1991 yang merupakan Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia. Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuan para anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia. Pada tahun 1997, Hari Lahan Basah Sedunia untuk pertama kalinya diperingati di seluruh dunia oleh negara-negara anggota Konvensi Ramsar. Tema tahun 2017 ini adalah ”Wetlands for Disaster Risk Reduction – Lahan Basah bagi Pengurangan Risiko bencana”. Kegiatan manusia yang tidak melindungi, tidak menjaga, bahkan merusak demi beberapa alasan terutama berlatar belakang ekonomi adalah faktor utama penyebab terjadinya berbagai kerusakan dan bencana di muka bumi. Beberapa dekade terakhir bahkan bencana meningkat secara drastis, seiring dengan semakin parahnya perubahan iklim yang berkontribusi terhadap cuaca yang lebih ekstrim dan semakin tidak terduga. Degradasi dan kerusakan ekosistem turut meningkatkan kerawanan ekosistem terhadap bencana. Ditambah dengan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat di sekitar ekosistem, maka risiko bencana semakin meningkat. Lahan basah yang kondisinya masih baik haruslah dijaga dan dipertahankan, sementara lahan basah yang telah terdegradasi dan rusak harus segera dipulihkan dan dikembalikan fungsi serta manfaatnya, agar ekosistem kembali menjadi kuat. Ekosistem lahan basah yang kuat akan mengurangi risiko bencana bagi ekosistem itu sendiri dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Frekuensi bencana di hampir seluruh belahan dunia terus meningkat, bahkan dalam 35 tahun terakhir frekuensinya meningkat lebih dari dua kali lipat Sumber Ramsar. Penyebab utamanya adalah rusaknya lingkungan akibat ulah dan kelalaian manusia, diperparah lagi dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi. Kondisi demikian menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan, sehingga lingkungan dan bahkan kehidupan masyarakat di dalamnya menjadi semakin terancam dan rentan. Badan dunia yang membidangi masalah Air memperkirakan bahwa 90% dari semua bencana alam terkait dengan air. Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC memprediksikan bahwa peristiwa ekstrim ke depan akan jauh lebih parah lagi. Kerusakan lingkungan serta bencana yang terus menerpa, menjadikan ekosistem lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama masyarakat miskin semakin rentan. Ramsar menyatakan bahwa 90% kematian akibat bencana terdapat di negara-negara miskin dan berpendapatan yang rendah. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang terletak diantara dua lempeng benua yang menjadikan negara kepulauan ini memiliki risiko bencana gempa, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan tanah longsor 10 kali lebih besar dibandingkan dengan negara lainya. Kondisi ini diperparah dengan predikat Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki tingkat kerentanan terhadap dampak perubahan iklim yang cukup tinggi. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB menunjukkan bahwa tren bencana Indonesia dari 2002 hingga 2015 cenderung meningkat. Pada tahun 2002, tercatat 143 bencana terjadi di Indonesia, meningkat hingga bencana pada 2015 Sumber Sembilan puluh lima persen diantaranya merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, puting beliung, cuaca ekstrim, dan kekeringan. Semuanya akibat tingginya kerusakan lingkungan, meningkatnya dampak perubahan iklim dan tidak terintegrasinya program pengurangan risiko bencana kedalam ranah kerja sektoral dan sebaliknya. Sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana ditengah meningkatnya perubahan iklim dan semakin terdegradasinya lingkungan, Wetlands Internasional Indonesia WII saat ini tengah menerapkan sebuah pendekatan inovatif untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan masyarakat rentan bencana yang dikenal dengan pendekatan Integrated Risk Management IRM/Pengelolaan Risiko Terpadu. IRM merupakan pendekatan yang memadukan Pengurangan Risiko Bencana PRB, Adaptasi Perubahan Iklim API, serta Manajemen dan Restorasi Ekosistem MRE secara bersamaan. Delapan prinsip utama IRM partisipatif, multidisiplin, kemitraan, pendekatan landscape, penguatan sumber-sumber penghidupan, pembelajaran yang berkelanjutan, bekerja pada skala waktu yang beragam dan penguatan kelembagaan. Dalam penerapannya, WII bekerjasama dengan masyarakat, sektor swasta dan pemerintah, dalam mengintegrasikan Integrated Risk Management IRM/ pengelolaan risiko terpadu kedalam kebijakan, praktek investasi dan praktek pembangunan di Indonesia. Penerapan IRM bukanlah hal yang baru. Antara tahun 2011-2015, WII melalui program Partners for Ressilience telah berhasil mengembangkan kegiatan di lapangan yang terbukti tahan terhadap risiko dan sesuai dengan prinsip-prinsip IRM, salah satunya adalah kegiatan rehabilitasi pesisir dan penguatan ekonomi masyarakat pesisir yang dilakukan di Kabupaten Ende dan Sikka, NTT. Saat ini babak baru telah dimulai dimana program lanjutan dilakukan untuk mendorong aplikasi IRM yang lebih luas dalam agenda pembangunan di Indonesia, melalui kegiatan advokasi dan dialog kebijakan IRM. Untuk WII, babak baru ini difokuskan pada program pengarus utamaan IRM dalam rencana pembangunan ekosistem dataran rendah khususnya ekosistem mangrove dan gambut di beberapa lokasi di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Kembalikan peran dan fungsi Lahan Basah, agar risiko bencana semakin berkurang. ”Ekosistem lahan basah sehat, Bencana terhambat, Masyarakat menjadi kuat” Selamat hari Lahan Basah Sedunia 2017 ”Wetlands for Disaster Risk Reduction – Lahan Basah bagi Pengurangan Risiko Bencana” Informasi lebih lanjut silakan hubungi Wetlands International Indonesia Jl. Bango No. 11 Bogor 16161 Tel. 0251 8312189; E-mail [email protected]9aPDn.